Jumat, 11 Februari 2011

Opera Van Java Mentas Di Lampung

LAMPUNG (Pos Kota) – Kemegahan panggung dan antusias warga Lampung mulai tampak menyaksikan kehadiran Opera Van Java (OVJ), yang akan mentas di Lapangan Saburai, Bandar Lampung, Sabtu (3/12).

Penyelenggara Media Relations TRANS7 Taufik, pada perhelatan puncak, show OVJ akan membawa cerita berjudul “Cintaku Kandas di Way Kambas” yang disiarkan live pukul 19.45 WIB (live).

Adapun artis-artis OVJ, Mancing Mania, JP dan Redaksi juga menyapa para penggemarnya dengan pawai keliling di Kota Bandar Lampung. (Koesma/dms)
Next...

Apapun Kebijakan PSSI, ISL Tetap Jalan

kan aturan dan kebijakan-kebijakannya.

PSSI mengaplikasikan Statuta FIFA yang menurut PSSI, intinya melarang suatu tim nasional menggunakan pemain yang tidak terafiliasi dengan anggota FIFA.

Dengan tidak diakuinya Indonesia Super League (ISL) oleh PSSI, maka para pemain yang merumput di sana, mayoritas pemain timnas Indonesia saat ini, tidak bisa lagi membela timnas.

PSSI memutuskan untuk menghentikan ISL dan menggulirkan kompetisi baru bernama Indonesian Super League (IPL), namun keputusan ini ditolak mayoritas tim, yang lebih memilih tetap berada di ISL.

Rendra menilai perjuangan pengurus sekarang untuk menggulingkan rezim Nurdin Halid demi kebaikan sepak bola nasional telah melenceng dari tujuan semula. Sebab, keputusan semacam ini adalah keputusan yang sama seperti yang diberlakukan era Nurdin Halid terhadap Liga Primer Indonesia, yang dulu tidak diakui PSSI.

“Ini Semua karena PSSI tidak jelas. Pembinaan pada pemain juga tidak jelas arahnya. Kalau kemudian pemain ISL ditolak masuk timnas, saya pikir no problem,” tegas Rendra.

Rendra kemudian menyerahkan kepada masyarakat mengenai keputusan PSSI terhadap para pemain ISL yang membela timnas.

“Yang menilai pemain bisa layak masuk timnas bukan PSSI. Tetapi masyarakatlah. Masyarakat yang tahu siapa pemain bola yang pantas masuk timnas,” lanjutnya.

Rendra kemudian menegaskan bahwa keputusan ini tidak akan mempengaruhi kelangsungan ISL secara keseluruhan. “Tidak ada pengaruhnya buat tim peserta ISL dan pemain karena ISL tetap akan jalan terus,” pungkasnya.

Berdasarkan pasal 79 statuta terbaru FIFA, edisi 2011, menjelaskan ada peluang untuk memainkan pemain yang tidak terafiliasi dengan anggota FIFA ini, selama mendapatkan persetujuan dari FIFA.

Pasal 79 Statuta FIFA 2011:

1. Pemain atau tim yang berafiliasi dengan anggota ataupun anggota sementara dari suatu Konfederasi tidak boleh bertanding atau melakukan hubungan olahraga dengan pemain atau tim yang tidak berafiliasi dengan anggota ataupun anggota sementara Konfederasi tanpa persetujuan FIFA.”

2. Anggota dan klub tidak boleh bermain di wilayah anggota lain tanpa persetujuan dari pihak yang disebutkan terakhir.
Next...

Sejarah Jaran Kepang

Kesenian tradisional jaran kepang (kuda kepang, red) memang susah kalau bersaing dengan kesenian yang lebih modern. Hanya kecintaan para senimannya yang membuat mereka bertahan dengan kesenian yang hidup dan berlangsung secara turun-temurun tersebut. Meski kini sudah hampir tidak pernah ada yang nanggap, para senimannya tetap ingin menurunkan kesenian itu pada anak cucunya. Para seniman ingin tetap hidup dari sini, meski dia harus mengamen.



Tarian Tradisional Jawa ini cukup tenar. Sesuai namanya, Jaran Kepang artinya kuda-kudaan dari kepangan bambu. Belakangan kulit kambing dan kulit sapi juga dijalin untuk membuat jaran kepang. Dalam pertunjukkan ini penari bakal terus menunggang kuda tersebut dan bertingkah seolah-olah si jaran kepang hidup. Awalnya semua menari teratur dan bergoyang seperti kuda mengikuti ritme musik. Setelah beberapa saat, mendadak penari kesurupan dan mulai seperti kerasukan kuda. Mereka berlari, melompat, dan berperilaku sama dengan kuda.

Ada yang cukup kalem, tapi kebanyakan jadi liar. Mereka meminum banyak air, menelan daun pisang, kembang, dan gabah, layaknya kuda sungguhan.

Jaran Kepang biasa diiringi para pemain gamelan. Selain itu, ada pula gambuh, semacam sosok yang memiliki daya mistis yang mengambil peran sebagai dalang pertunjukkan dan bertanggung jawab terhadap kesurupan. Sebelum pertunjukkan mulai, gambuh dan pengiringnya khusyuk dalam doa serta menggelar sederet upacara.

Lengkap dengan dupa (kemenyan yang dicampur minyak wangi tertentu kemudian dibakar), buceng (berisi ayam panggang jantan dan beberapa jajan pasar, satu buah kelapa dan satu sisir pisang raja), kembang boreh (berisi kembangkantil dan kembang kenanga) ulung-ulung (berupa seekor ayam jantan yang sehat), serta kinangan (berupa satu unit gambir, suruh, tembakau, dan kapur yang dilumatkan menjadi satu lalu diaduk dengan tembakau). Begitu gambuh memberikan isyarat tertentu, dalam sekejap semua penari kesurupan. Dialah yang akan memberikan instruksi pada kelompok penari dan juga penonton.

Di akhir pertunjukkan, dia juga yang melepaskan para penari dari kesurupannya. Menurut sejarah, tarian ini diangkat dari cerita rakyat Kediri, tepatnya pada masa pemerintahan Prabu Amiseno dari Kerajaan Ngurawan


Next...